KISAH
Sabtu, 04 Mei 2024
Perkembangan Anak 7 Tahun
Diresume oleh:
Nurasiah Jamila, S.Pd.
Anak 7 tahun berbicara kasar. Bagaimana menyikapinya?
Terkadang pada masa kini kata-kata kasar sering diucapkan
juga oleh anak kecil di bawah usia enam tahun, namun
biasanya anak-anak di usia ini belum mengetahui arti dari kata-kata tersebut dan hanya meniru orang-orang di sekitarnya.
Itulah kenapa orang tua harus segera menghentikan anak jika ia meniru perilaku yang buruk dari lingkungannya. Karena pada masa imitasi tersebut, anak memang meniru dan menelan bulat-bulat apa yang dia lihat dan dengar dari lingkungannya.
Kebanyakan anak usia di bawah 7 tahun mengucapkan kata
kasar atau jorok hanya bermaksud mencari perhatian orang lain kepadanya.
Perkembangan anak yang masih egosentris pada fase usia ini, membuat anak senang semua hal dan orang berpusat pada dirinya. Karenanya merespon dengan tertawa dan menganggap lucu kata kasar atau jorok yang diucapkan anak tidak boleh dilakukan orang tua. Jangan buat anak merasa berhasil menarik perhatian orang karena tingkah laku buruk yang dilakukannya.
Sedangkan pada anak usia 7-10 tahun, mereka sebenarnya sudah mengerti sedikit atau banyak tentang arti kata-kata tersebut. Karenanya perilaku buruk yang mereka lakukan sedikit banyak dilakukan sepenuh kesadaran mereka.
Lalu bagaimana orang tua bersikap jika menemukan anak
berbicara kasar?
Beberapa langkah berikut dapat dilakukan untuk mengatasi kebiasaan anak berkata kasar:
- Hindari bereaksi berlebihan, ini adalah perilaku awal yang harus dimiliki orang tua bila menemukan perilaku buruk pada anak. Kemampuan regulasi emosi orang tua amatlah dibutuhkan.
- Tanyakan alasan anak berbicara kasar.”apa yang kamu rasakan sampai kamu berkata seperti itu?” Ketika anak menyampaikan alasannya, orang tua bisa menyampaikan nasihat pada anak berkata kasar bukanlah solusi untuk emosi yang dirasakan anak.
- Beritahu anak berkata kasar itu tidak baik. Bila anak masih cukup kecil, upayakan menasihatinya dengan bahasa yang sederhana “Nak, pastikan berbicara yang baik ya!”
Sedangkan bila anak lebih besar 7 tahun ke atas, penjelasan mungkin sudah bisa dilakukan yang tentu saja sesuai dengan kondisi anak itu sendiri.
- Ajak anak untuk berempati dengan perasaan orang lain. ” Bagaimana seandainya kamu yang dikatakan seperti itu?”
- Tegas Bersikaplah tegas ketika orang tua melihat anak sudah keterlaluan dalam bicara kasar. Berbicaralah baik-baik dengan tegas pada anak.
- Konsekuensi bila berkata kasar.
Cara lain yang dapat orang tua lakukan adalah menerapkan konsekuensi bila anak berbicara kasar, misal melarangnya bermain mainan kesukaannya untuk sementara waktu, atau hal lainnya. Beri konsekuensi yang wajar sehingga menumbuhkan kesadaran pada anak.
- Mencoba banyak cara.
Jika anak belum juga muncul kesadaran, adakalanya orarang tua perlu mencoba dan mengganti banyak strategi yang sekiranya sulit ditebak oleh anak.
- Membayangkan di posisi anak.
Ketika orang tua berada di usia yang sama dengan anak, apa yang orang tua lakukan di masa lalu? Bisa jadi apa yang ia rasakan dan alami saat itu pernah juga kita rasakan dan alami.
Orang tua harus mencoba menyelami keadaan anak sebagaimana dulu mungkin pernah diposisinya.
- Jangan menegur anak di depan banyak orang.
Hal ini bisa membuat malu anak dan anak akan kehilangan kepercayaan diri di depan teman-temannya.
Pada akhirnya tindakan ini akan berdampak dua hal, yang pertama anak mungkin tidak akan mengulangi berkata kasar lagi atau yang kedua justru anak akan semakin tertantang untuk melakukannya lagi.
Untuk itu, agar tidak membahayakan hubungan orang tua dengan anak, sebaiknya selesaikan masalah ini secara pribadi.
Peran dan pendampingan orang tua sangatlah diperlukan dalam setiap perkembangan anak. Pada saat yang sama, orang tua juga perlu menjadi teladan hidup (uswatun hasanah) dalam setiap perkataan, nasihat dan setiap kebaikan yang orang tua ajarkan kepada anaknya.
Selain itu doa akan memberikan kekuatan ketika kita menghadapi anak-anak dan permasalahannya. Tanpa doa, cita-cita melahirkan anak yang sholih sangat kecil kemungkinannya terwujud.
Karena yakinlah keshalihan anak itu didapat melalui taufik dan hidayah dari Allah SWT.
Referensi:
Guide Book Parenting Islam . Toni Raharjo.