Ada Apa Dengan Emosi Remaja Kita?

oleh : Elisya BUdiawati, S.S.
Guru Bahasa Indonesia SMP IT Permata Madan

Remaja
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11-20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 20 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Seperti yang kita ketahui, remaja merupakan masa transisi perkembangan usia kanak-kanak dan masa dewasa yang umumnya dimulai pada usia 12 – 17 tahun bahkan sampai 20 tahun. Pada fase usia tersebut akan terjadinya perkembangan fisik dan kognitifnya.

* Perkembangan fisik
Perkembangan dimulai dari segi fisik, di mana akan tumbuh rambut di bagian tubuh tertentu, perubahan suara, dan perkembangan organ reproduksi. Remaja juga akan mengalami perkembangan kognitif, perilaku, dan emosi.

* Perkembangan kognitif
Selain perkembangan fisik, selanjutnya remaja akan berkembang pada bagian kognitifnya. Perkembangan kognitif pada remaja adalah proses tumbuhnya kemampuan mereka dalam berpikir dan bernalar. Cirinya ditandai dengan :
1. Cara berpikir yang lebih kompleks. Mereka ingin mengambil alih tentang keputusan pribadinya.
2. Menunjukkan penggunaan operasi logika formal dalam tugas sekolah.
3. Mempertanyakan standar atau peraturan yang berlaku di masyarakat.
4. Membentuk dan mengungkapkan pemikiran atau pandangannya sendiri.

Emosi
Emosi dipahami sebagai perasaan yang muncul dalam diri seorang manusia sebagai respon dari situasi tertentu. Perasaan ini bisa memengaruhi pikiran. Persepsi, dan perilaku sesorang.

Emosi dapat dilihat saat kita merasa senang biasanya kita akan tersenyum, tertawa, riang, dan bisa berinteraksi secara positif dengan orang lain. Sebaliknya Ketika marah, kita biasanya akan mengeluarkan ekspresi wajah yang garang, berperilaku agresif, dan denyut nadi meningkat.

Ketika kita membicarakan remaja muda, seringkali melihat mereka dengan suasana hati yang berubah-ubah, sifat implusif, sifat memberontak, gampang marah, dan masalah-masalah lainnya.

Meski demikian, kita harus tetap menanamkan pemahaman dalam pikiran bahwa “Perubahan hormonal, neurologis, dan fisiklah yang memunculkan masalah-masalah” tersebut selama pubertas berlangsung.

Hal tersebut terjadi karena tubuh, emosi, dan pikiran sedang dipersiapkan secara biologis untuk menghadapi tugas evolusioner yang sangat kompleks, rumit, dan semuanya penting.

Pemahaman ini tidak memudahkan kita sebagai pendidik. Tetapi paling tidak kita dapat memahami konteks pertumbuhan dan kebutuhan remaja.

Pendidik harus memahami kebutuhan perkembangan usia remaja, terutama yang berkaitan dengan pertumbuhan neurologis, sosial, emosional, dan metakognitif.

* bersambung…

Sumber :
– Amstrong, Thomas. 2011. The Best Schools. Bandung:Kaifa
– Remaja dalam https://e-journal.uajy.ac.id/1573/3/2EM16225.pdf. Dikutip pada Selasa, 07 Mei 2024 pukul 13.25 WIB.

Post Views: 146